Hujan begitu deras saat kami memasuki kawasan Padalarang. Air menyeruak keatas jalan raya. Beberapa kendaraan mobil, motor dan bus terlihat hati-hati mengemudikannya. Lampu depan tak lupa mereka nyalakan. Termasuk bus yang kami tumpangi. Bus MGI warna biru tua. Bus yang nyaman.
Pangkalan ojek Tangsel di depan mata. Kami naik motor para ojek itu, namun hujan tak begitu deras. Sekedar gerimis tapi turun dengan cepat. Jaket kulit mulai basah. Di tengah jalan yang terjal itu Kami bertemu Nurul, dia baru ngedate sama pacarnya, katanya sih dia ABRI. Perawakannya agak kurus namun tetap tinggi. Rambutnya cepak. Tak jauh beda dengan style aparat lainnya. dia sudah dua hari nginep di posko, motornya disimpan di dapur jika sudah malam. Para pemuda sepertinya tak suka kedatangan ABRI itu, termasuk Hasan.
“mun tiasamah cariosan si aa eta” kata seorang pemuda Tangsel yang tinggi ini. Yang bermaksud pada si ABRI. Hasan tidak menghendaki kedatangannya. Makanya menyuruh kami agar bicara pada ABRI itu jika ia terus menginap. “bilih picarioseun.” Tambah Hasan malam itu. Agus, Anas dan saya manggut-manggut mengiyakan.
sejurus kemudian kami bertiga melahap habis nasi liwet yang sejak tadi dimasak para pemuda Tangsel. Pak RT juga ikut nimbrung. Kecuali Rohman, ia tidur pulas, juga si ABRI, tengah tidur nyenyak dikasur. Saya tidur jam tiga pagi, maklum belajar bikin video dulu di pinnacle yang saya beli di DPR kampus.
Pangkalan ojek Tangsel di depan mata. Kami naik motor para ojek itu, namun hujan tak begitu deras. Sekedar gerimis tapi turun dengan cepat. Jaket kulit mulai basah. Di tengah jalan yang terjal itu Kami bertemu Nurul, dia baru ngedate sama pacarnya, katanya sih dia ABRI. Perawakannya agak kurus namun tetap tinggi. Rambutnya cepak. Tak jauh beda dengan style aparat lainnya. dia sudah dua hari nginep di posko, motornya disimpan di dapur jika sudah malam. Para pemuda sepertinya tak suka kedatangan ABRI itu, termasuk Hasan.
“mun tiasamah cariosan si aa eta” kata seorang pemuda Tangsel yang tinggi ini. Yang bermaksud pada si ABRI. Hasan tidak menghendaki kedatangannya. Makanya menyuruh kami agar bicara pada ABRI itu jika ia terus menginap. “bilih picarioseun.” Tambah Hasan malam itu. Agus, Anas dan saya manggut-manggut mengiyakan.
sejurus kemudian kami bertiga melahap habis nasi liwet yang sejak tadi dimasak para pemuda Tangsel. Pak RT juga ikut nimbrung. Kecuali Rohman, ia tidur pulas, juga si ABRI, tengah tidur nyenyak dikasur. Saya tidur jam tiga pagi, maklum belajar bikin video dulu di pinnacle yang saya beli di DPR kampus.
Mon Jul 08, 2013 7:54 pm by Hana Ismi Radliyatin
» Berbagi Cerita
Thu Jun 30, 2011 6:23 pm by zakii
» Hi apa kabar
Thu Jun 30, 2011 5:49 pm by Lia
» Spesialis PUISI_PUISI
Thu Mar 10, 2011 10:14 am by yuga anugrah
» PUISI-PUISI metafisik
Wed Mar 09, 2011 9:57 pm by yuga anugrah
» Copi bozz morphology
Sun May 02, 2010 7:14 am by zakii
» Tim Teater akan tampil lagi
Sat Apr 03, 2010 8:46 am by zakii
» Relax community BSI
Sat Apr 03, 2010 8:43 am by zakii
» Vini Vidi Vici
Sat Apr 03, 2010 8:36 am by zakii